Tipe One-piece Cast Wheels
Ini merupakan tipe velg aluminium yang paling banyak ditemukan
dan merupakan proses paling simpel. Castingmerupakan proses
pencetakan (menggunakan mould bentuk velg sesuai desainnya)
melalui penuangan aluminium yang dilelehkan. Semudah itu definisinya, tapi dari
hasilnya bisa kita lihat banyak velg legenda telah dihasilkan.
GRAVITY CASTING
Gravity casting merupakan proses casting paling basic,
yaitu cuma dengan menuangkan lelehan aluminium ke dalam cetakan dengan
memanfaatkan gravitasi bumi untuk memenuhi cetakannya. Jadi kunci utama adalah
di desain cetakan yang benar-benar memperhitungkan arah gravitasi sehingga
kepadatan bentuk bisa didapat. Keuntungannya jelas: harga produksi lebih murah.
Tapi tentu desain seperti ini tidak bisa mengakomodir faktor “weight
reduction”, karena kepadatan hasil gravitasi membutuhkan lelehan dalam
jumlah banyak, yang otomatis akan menambah berat velg. Kepadatan aluminium juga
tidak bisa diatur sedemikian rupa, udara masih mudah ikut tercampur . Makanya
biasanya proses model ini akan menambah berat velg jika ingin menambah
kekuatannya.Produsen kawakan seperti Enkei sendiri hingga saat ini masih
melakukan proses 1-piece casting ini, namun dengan berbagai modifikasi yang
dikembangkan.
LOW PRESSURE CASTING
Low pressure casting menggunakan tekanan tambahan untuk menuangkan lelehan
aluminium ke dalam cetakan, sehingga proses penuangan lebih cepat dan kondisi
aluminium bisa lebih padat daripada gravity casting. Tekanan bisa
didapat dari pemutaran cetakan itu sendiri, ada juga yang dibantu beberapa
alat. Dengan harga produksi yang tidak jauh dari gravity casting,
proses casting tekanan rendah ini sekarang menjadi sangat umum. Beberapa
produsen velg juga telah mengembangkan proses ini dengan berbagai alat dan
ukuran tekanan tertentu , demi terciptanya velg yang lebih enteng. Tentunya
biaya pengembangan proses ini juga akan membuat harga velg meningkat
Spun-Rim, Flow-Forming atau Rim Rolling
Technology
Ini salah satu pengembangan dari low pressure
casting; dengan menggunakan sebuah mesin khsuus yang memutarcasting awal;
memanaskan bagian terluar casting nya; kemudian menggunakan
tekanan roller baja sehinggga meenghasilkan bentuk akhir velg.
Kombinasi panas, tekanan dan pemutaran itu menghasilkan penampang velg yang
kuat — hampir mirip dengan forged, tapi dengan biaya lebih murah.
Banyak velg yang menggunakan metode ini berhasil mencapai ‘cita-cita’ light
wheel dengan cost yang masuk akal, walau gak murah. BBS telah menggunakan
teknologi ini untuk lini F1 dan Indy Cars nya. Contoh tipe aftermarket nya
adalah BBS RC. Enkei juga telah mencoba teknik ini, seperti di Enkei J
Speed 3 nya. Bahkan sebenarnya, MAT (The Most Advanced Technology) nya
Enkei merupakan pengembangan dari teknologi ini.
Forged

Mesin forging yang computerized,
detailnya akurat!
Tanpa lawan, inilah teknologi paling mutakhir dalam pengerjaan
velg 1 piece. Forging merupakan proses memampatkan billetaluminium
solid dengan penekanan yang ekstrim. Hasilnya, sebuah produk aluminium yang
sangat padat, kuat dan bisa sangat ringan. Tapi faktor biaya peralatan,
pengembangan dan proses, membuat cara ini tidak banyak yang mampu melakukannya.
Maka jadilah ekslusifitas, harga membumbung walaupun demand tetap
tinggi.

Proses Forging (sumber: AMG Australia)
Semi forging
Secara teori, beberapa pabrikan mengganggap teknologi Semi-Solid
Forging (SSF) itu yang paling bagus, karena bisa menggabungkan
kelebihan casting, khususnya dalam kemungkinan desain yang kreatif,
dan kelebihan forging, khususnya untuk tujuan lightweight dan
kekuatan. Tentunya harga juga akan lebih murah daripada forged.
Salah satu yang menerapkan ini adalah SSR (Speed Star Racing) di Jepun.
Beberapa lini SSF yang terkenal antara lain SSR Type C, SSR Type F, SprintHart
CPF.
Secara pembuatan, sebenernya masih dengan mekanisme casting,
tapi dengan flow-forming khusus dan beberapa teknik lain, dia
mengkompres struktur aluminium menyerupai forging.
ipe Multi-Piece Wheels

Enkei Sport RCS,salah satu contoh 2
pieces-welded construction. Bagian tengah velg dibuat terpish,kemudian di las
ke rim/bibir velg
Velg tipe ini menggunakan 2 atau 3 komponen terpisah yang
dirakit menjadi satu wujud velg. Umumnya multi-piece wheels
menerapkan lebih dari 1 metode pembuatan. Misalnya, bagian tengah dibuat
secara casting atauforged, sedangkan lingkar pinggir
velg nya dibuat dengan sistem spun dari aluminium. Komponen terpisah tersebut
kemudian dibaut, di-sealant atau dilas (welded) menjadi
satu.
Model 3-piece sendiri mulai berkembang pada awal 1970-an untuk
racing, dengan pertimbangan untuk mengejarlight-weight. Gak heran pada
perkembangan selanjutnya model ini jadi banyak diterapkan pada R17 ke atas,
dengan tujuan yang sama
sumber: dejeautodistro.files, google , wiki
0 komentar:
Posting Komentar